Sabtu, 22 September 2012

10 Tanda Bahwa Anda Kecanduan Kerja
Tidak hanya nikotin, alkohol, internet, danfacebook, bekerja juga dapat menimbulkan kecanduan. Ada orang-orang yang sedemikan larut dalam pekerjaan sehingga mengabaikan keluarga, teman, tubuh dan bahkan kesehatan sendiri.
Di masyarakat modern yang memuji kerja keras, kecanduan kerja adalah fenomena yang tak mudah terlihat. Padahal, kerja keras tidak sama dengan kecanduan kerja (workaholik).
“Sangat mudah untuk melewatkan tanda-tandanya,” kata Ronald Burke, profesor perilaku organisasi di Schulich School of Business, York University, Toronto. “Pecandu kerja dihargai, menjadi anggota terhormat dari organisasi. Namun apa yang terjadi pada jiwa terdalam mereka adalah tanda-tanda penyakit yang tidak terlihat. ”

Gila kerja = cepat mati

Kecanduan kerja memperpendek umur. Di Jepang, mati karena kecanduan kerja disebut karoshi, di Cina disebut guolaosi. Belum ada kata padanannya dalam bahasa Indonesia.
Sebuah studi Amerika yang diterbitkan dalam jurnal Occupational and Environmental Medicine menunjukkan bahwa lembur dan jam kerja yang panjang berhubungan dengan peningkatan risiko hipertensi, penyakit jantung, kelelahan, stres, depresi, gangguan muskuloskeletal, infeksi kronis, diabetes dan keluhan kesehatan umum lainnya. Di Jepang, karoshi paling banyak disebabkan oleh aneurisme otak, stroke dan serangan jantung.
Sebuah studi lain yang diterbitkan dalam jurnal Annals of Internal Medicine menyimpulkan bahwa orang yang bekerja 11 jam atau lebih per hari memiliki risiko 67 persen lebih tinggi terkena penyakit jantung koroner dibandingkan dengan orang yang bekerja tujuh atau delapan jam sehari. Semakin panjang seseorang bekerja dalam sehari, semakin tinggi risiko terkena penyakit jantung koroner, penelitian itu menyimpulkan. Kecanduan kerja tidak hanya merugikan kesehatan, tetapi juga berdampak pada kualitas kehidupan keluarga dan masyarakat.

Tanda-tanda 

Senin, 16 Juli 2012



Bagi mereka yang mengkonsumsi K-Muricata dan Amazone dan mengidap berbagai keluhan kesehatan, biasanya akan mengalami proses penyembuhan atau biasa disebut “Healing Crisis” atau “Krisis Penyembuhan”.
Proses Healing Crisis ini sangatlah tidak enak namun harus dilalui bagi mereka yang ingin meraih kesehatan secara hakiki. Karena pada saat tubuh melakukan detoksifikasi atau proses pembuangan racun tubuh pada tingkat organ sampai sel, dan proses penyeimbangan metabolisme tubuh. Maka penderita atau pengidap keluhan kesehatan mengalami : “Healing Crisis”.

Healing Crisis biasanya berlangsung selama 4 minggu, namun kadang-kadang lebih lama tergantung seberapa banyak toksin yang terdapat dalam tubuh penderita. Namun setelah :"Healing Crisis” berlalu, penderita / pengidap keluhan kesehatan akan mendapatkan peningkatan kualitas yang kian sempurna.
Healing Crisis dan Probalitasnya :
1. Mengantuk, keletihan di tangan dan kaki menunjukan kondisi tubuh asam, fungsi hati yang lemah, olahraga/aktifitas berlebihan, konsumsi obat-obatan maupun berkala dari waktu ke waktu (intensif jangka lama), gula darah tidak normal.
2. Buang air kecil terus menerus, buang angin, perut merasa kembungmenunjukan masalah pencernaan dan maag.
3. Badan terasa panas, flu, energy berlebihan, susah tidur menunjukan tubuh sedang membakar lemak dan mengubah menjadi energy (ini reaksi yang paling normal), insomnia.
4. Pusing, merasa lemah dan lapar menunjukan tekanan darah rendah, (terutama untuk penderita anemia).
5. Muntah, mual, diare, sembelit, sendawa menunjukan pencernaan tidak baik/buruk. Problem di perut dan hati, asam di perut yang terlalu berlebihan.
6. Jerawat, gatal, kemerah-merahan di kulit, keringat berlebihan, hati lemah, alergi, cairan tubuh yang kurang.
7. Berat badan bertambah menunjukan untuk yang overweight (kegemukan), air tertahan sementara karena fungsi ginjal yang lemah, peningkatan otot setelah melarutnya lemak.
8. Meningkatnya rasa sakit bagian tubuh tertentu seperti sakit kepala, pusing menunjukan ulser (sariawan) pada usus / pencernaan, rematik, asam urin tinggi, pasien migraine / vertigo, gangguan saraf dan rematik (peradangan sendi).
9. Menstruasi tidak teratur, tekanan darah menurun menunjukan penyesuaian hormone, darah rendah, anemia, masalah menstruasi tidak teratur.
10. Batuk kering, sariawan, bau mulut menunjukan proses detoksifikasi, kurang cairan.
11. Mimisan, sesak nafas, batuk berdahak menunjukan fungsi paru-paru lemah, alergi, sinusitis, hipertensi, asma, anemia.
12. Peningkatan sementara pada gula darah, tekanan darah, dan detak jantungmenunjukan penderitaan diabetes, dara tinggi, darah kental, kolestrol yang tidak normal. Untuk yang mengalami keluhan ini, reaksi tersebut adalah normal, dianjurkan untuk tidak kaget dan tetap mengkonsumsi obat yang diresepkan dokter sebelum mengkonsumsi K-Muricata dan Amazone.
13. Muka dan kaki sedikit membengkak, tensi darah yang menurun menunjukanlemahnya fungsi ginjal.
14. Sedikit bercak darah saat pembuangan menunjukan gejala yang normal pada orang yang mengalami haemorrhoid (dianjurkan untuk mengkonsumsi lebih banyak cairan), adanya pertumbuhan abnormal di dalam organ tubuh seperti kanker, tumor.
15. Tidak mengalami gejala/reaksi apapun merupakan kesehatan yang baik atau reaksi tubuh yang lambat.

· Tiap orang mengalami reaksi yang berbeda-beda ada juga yang tidak mengalami reaksi apapun.
· Bila tidak mengalami reaksi, anda dapat melanjutkan konsumsi produk sejagat dan bersyukur anda memiliki kesehatan yang baik dan mempertahankannya dengan K-Muricata dan Amazone.
Jika anda sedang dalam proses pengobatan atau perawatan (kondisi serius), tetaplah mengkonsumsi obat-obatan sampai anda merasa lebih baik dan dapat mulai mengurangi dosis obat anda secara perlahan.

by : Sejagat

Jumat, 13 Juli 2012


Mencegah & Terapi Kanker Payudara


Memiliki payudara besar adalah impian hampir sebagian besar kaum Hawa.
Tetapi ternyata tak selamanya memiliki payudara aduhai menguntungkan dari sisi kesehatan.
Sebuah penelitian di Amerika Serikat mengindikasikan, wanita yang memiliki payudara besar cenderung berisiko lebih besar terkena kanker payudara.
Kesimpulan ini didasarkan atas hasil identifikasi yang menghubungkan antara variasi genetik dengan pertumbuhan payudara dan risiko kanker. 
Menurut peneliti, risiko ini juga terkait dengan kadar hormon estrogen, yang dapat memicu pertumbuhan payudara dan tumor.
Seperti yang dipublikasikan dalam journal BMC Medical Genetics, peneliti melibatkan sekitar 16.000 wanita. 
Peserta diminta menuliskan ukuran bra mereka pada skala 1 sampai 10 - mulai dari yang terkecil AAA sampai paling besar DDD. Kode genetik dari wanita (semua asal Eropa) diterjemahkan oleh para peneliti yang melihatnya melalui jutaan mutasi kecil di DNA mereka, yang disebut polimorfisme nukleotida tunggal.
Hasil temuan menunjukkan, mutasi genetik terkait dengan ukuran payudara dan perkembangan penyakit. Peneliti juga melihat adanya kaitan antara kepadatan payudara - jumlah jaringan tanpa lemak - dengan peningkatan risiko kanker.
Dr Nicholas Eriksson dari perusahaan berbasis genetika di California mengatakan bahwa ada hubungan yang substansial antara ukuran payudara dan risiko kanker, tetapi masih dibutuhkan  penelitian lebih lanjut untuk benar-benar memastikan hubungan antara keduanya.
"Hasil penelitian kami mengidentifikasi bahwa variasi genetik memiliki pengaruh terhadap perkembangan kanker payudara dan ukuran payudara," katanya.
Eriksson mengatakan, satu dari tiga mutasi yang mengatur aktivitas gen reseptor estrogen memainkan peran penting dalam pertumbuhan payudara dan dalam sebagian besar kasus kanker payudara.
Penelitian ilmiah mengenai ukuran payudara dan risiko kanker sejauh ini masih sedikit. 
Tetapi para ahli percaya bahwa selain karena faktor keturunan, kadar estrogen yang tinggi juga diketahui sebagai faktor risiko. Berat badan, konsumsi alkohol dan riwayat keluarga juga merupakan faktor risiko lain  kanker payudara.
Sama seperti kanker serviks, kanker payudara menjadi momok menakutkan bagi wanita.
Pasalnya, selain mematikan, penyebarannya sedasyat pertumbuhan rambut.
Deteksi dini dan pencegahan amat diperlukan. Selain berhaya hidup sehat, cukup melakukan aktivitas olahraga disinyalir bisa menurunkan risiko kanker payudara pada wanita.

Para wanita yang berolahraga secara cukup kemungkinan bisa mengalami pengurangan risiko pengembangan risiko kanker payudara setelah menopause, dibandingkan dengan para wanita yang tidak berolahraga.

Demikian hasil penelitian ilmuwan AS yang dipublikasikan dalam jurnal kanker.
Dilansir Health News Daily, dalam penelitian ini, para ahli melibatkan 3.000 wanita yang sebagian terkena kanker payudara dan sebagian lagi tidak. Di antara mereka, wanita yang aktif berolahraga 10-19 jam per minggu menurunkan 30% kesempatan terkena kanker payudara dibandingkan dengan yang tidak berolahraga.
Selain itu, apabila wanita subur kerap rajin berolahraga, maka kesempatan terserang kanker payudara semakin menurun sebanyak 33%. Kesempatan kembali menurun sebanyak 30% jika wanita tersebut melanjutkan olahraga sampai masa menopause.
"Jika Anda mengalami menopause, dan Anda selama ini kurang aktif, belum terlambat untuk memulainya," tutur Kepala Peneliti Lauren McCullough dari University of North Carolina.
Pada awalnya, para ahli menduga bahwa kebiasaan berolahraga berhubungan dengan penurunan berat badan, sehingga mampu mengurangi risiko kanker payudara pada wanita.

Jumat, 06 Juli 2012

INSOMNIA BIKIN GEMUK

Kenapa bisa begitu? Ternyata ada kecenderungan bahwa kalau seseorang terjaga sampai larut malam mereka akan menghabiskan waktu dengan mengemil. Hal itu juga sudah dibuktikan pada suatu penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti dari The Mailman School of Public Health and The Obesity Research Center di Columbia.
Mereka mengamati perilaku 18.000 orang, berusia 32 sampai 59, yang berpartisipasi dalam survei the National Health and Nutrition Examination periode 1980-an.
Hasilnya adalah jika tidak tidur dimalam hari, mereka biasanya menghabiskan waktu dengan menonton TV atau bermain komputer. Sambil melakukan kegiatan tersebut biasanya mereka cenderung mengkonsumsi makanan lebih banyak atau ngemil.

Tak hanya itu, penelitian menunjukkan pula, kurang tidur berhubungan dengan berkurangnya kadar hormon leptin. Hormon yang mengatur nafsu makan, berat badan, dan melaporkan pada otak berapa banyak cadangan makanan yang tersedia dalam tubuh.


Selain hormon leptin, kadar hormon grehlin yang fungsinya merangsang nafsu makan, ditemukan meningkat pada orang-orang yang kurang tidur.

Dr David Haslam dari National Obesity Forum mengatakan bahwa selain faktor depresi, aktivitas fisik, konsumsi alkohol, tingkat pendidikan, umur dan jenis kelamin, kurang tidur jelas ikut memicu terjadinya kegemukan.
Selain itu, stres yang merupakan pengaruh dari pola tidur diketahui mempengaruhi pula kadar hormon dalam tubuh.

Rabu, 04 Juli 2012

Therapi Obat Herbal

Kebanyakan dalam aktivitas kita pasti memerlukan semangat hidup dan berbagai motivasi. 
Jika orang sedang sakit, maka orang itu akan sembuh dengan suatu motivasi kesembuhan. 
Banyak buku yang ditulis dan berisikan inspirasi hidup untuk memberi semangat bagi orang sakit. 

Blog Therapi Obat Herbal ini memberikan peran yang sangat penting bagi mereka yang peduli akan kesehatannya
Blog Therapi Obat Herbal juga akan melayani anda selama 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu dan berfungsi sebagai Supermarket Nonstop (silahkan klik) . Bagi mereka yang bingung untuk mencari Obat Herbal terbaik sebagai Therapi. Di Dalam supermarket Herbal ini pula di sediakan ragam obat Herbal yang tepat sebagai penumbuh semangat, dan beberapa suplemen peningkat motivasi,  dan beberapa tablet yang baik untuk stamina percaya diri.

Silahkan berbagi pengalaman melalui blog Therapi Obat Herbal yang disajikan khusus bagi mereka yang serius menjaga kesehatan nya dan juga  mengobati semua keluhan yang dialami.